Berburu Durian Jatuh di Kebun Nglawungan Tunjungan

 

BLORA, Memang belum banyak orang yang mengetahui bahwa Blora punya potensi buah-buahan yang tidak kalah dengan wilayah lain. Salah satunya durian, buah yang selama ini identik dengan wilayah Jepara dan Kabupaten Semarang itu ternyata sudah ratusan tahun ada di Kabupaten Blora. Bahkan rasanya sangat manis tatkala buahnya benar-benar masak dan jatuh dari pohon.

Tak heran saat tiba musim durian seperti kali ini, banyak pembeli yang rela antri memesan durian jatuh di kebun. Sebelum datang ke kebun, para pembeli sudah memesan kepada pemilik kebun agar dieri kabar jika ada durian yang jatuh. Sehingga pemilik tidak perlu berjualan jauh-jauh ke pasar.

“Yen sampun musime, kathah ingkang pesen. Mboten ngantos disade ing pasar, sampun telas dipunduti tiyang,” kata Mbah Sumijan, salah satu pemilik kebun durian di Dukuh Nglawungan, Tunjungan, Blora.

Itulah yang dialami para petani durian di Dukuh Nglawungan Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan. Wilayah yang sejak dahulu dikenal sebagai sentra durian ini memang selalu menjadi tujuan para penikmat durian di Kabupaten Blora.

Seperti pada Selasa siang (3/1/2017), belasan orang tiba di kebun durian milik Mbah Sumijan untuk mencari durian jatuh. Rombongan itu salah satunya Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si bersama Kepala Desa Tunjungan, Yasir dan beberapa rekannya.

Setibanya di kebun, Wakil Bupati langsung menghampiri pohon durian tertua yang berada di tengah kebun. Ia pun menikmati kelezatan durian yang telah jatuh di perkebunan itu. Menurutnya terasa enak dan tidak kalah manis dengan durian ternama dari wilayah lain.

“Saya ini termasuk penghobi makan durian. Sudah berbagai kota saya datangi untuk berburu durian. Namun ternyata di Blora sendiri ada durian yang tidak kalah enak dan patut untuk dikembangkan,” ucap H.Arief Rohman M.Si.

Ada beberapa jenis durian yang disajikan, diantaranya durian petruk, durian mrico, durian kendil dan durian kidang. Bentuknya berbeda-beda, rasanya juga beragam dengan kekhasan citarasa masing-masing. Terutama durian petruk, dagingnya tebal sehingga pongge (biji durian-red) tipis.


“Sebenarnya sudah lama saya ingin kesini. Kemarin dijanjikan Pak Kades Tunjungan kalau awal Januari mulai masak. Kali ini saya datangi, dan benar... rasanya top. Tidak kalah bersaing dengan durian-durian dari kota lainnya,” ungkap H.Arief Rohman M.Si, sambil memegangi buah durian.

Menurutnya, potensi durian lokal Kabupaten Blora kedepan harus bisa dikembangkan menjadi wisata kebun unggulan. Apalagi tidak jauh dari lokasi sudah ada kebun buah Klapanan, sehingga bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata kebun buah. Jika tidak ada halangan, kedepan dirinya ingin menggelar acara Festival Durian Blora untuk mengangkat potensi buah-buahan lokal agar dapat dikenal masyarakat luas.

Hanya saja, di Dukuh Nglawungan ini pohon duriannya sudah besar-besar dan berumur tua. Sehingga produktifitas buahnya sudah tidak maksimal lagi seperti dahulu. Ia pun berjanji akan mengajak tim ahli untuk melakukan penelitian agar durian khas Nglawungan bisa dikembangbiakkan lebih cepat dan lebih banyak buahnya.

“Pohon durian disini kebanyakan sudah besar dan tua, umurnya bisa ratusan tahun. Maka perlu dilakukan pengembangbiakan atau peremajaan agar varietasnya tidak punah,” lanjut Wabup.

Kepada Yasir Kepala Desa Tunjungan dan Mbah Sumijan pemilik kebun, Wabup meminta agar kawasan kebun buah durian bisa dikelola dengan baik. Iapun berjanji akan membantu mempromosikan kebuh durian ini kepada relasinya yang ada di Jakarta agar mau datang berwisata buah ke Blora.

Adapun Kades Yasir mengungkapkan bahwa di Dukuh Nglawungan sendiri terdapat kebun durian seluas 20 hektare yang dimiliki oleh warga. Pihak desa setuju jika Nglawungan akan dijadikan sentra kebuh buah durian. Sejak beberapa tahun lalu, ia sudah merintisnya.

“Besok Sabtu 7 Januari akan ada kunjungan wisata buah sejumlah 200 orang dari Jakarta. Rencananya akan kita arahkan ke durian Nglawungan dan kebun buah Klapanan,” ungkapnya.

Mbah Sumijan sebagai pemilik kebun mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menjual durian miliknya sampai ke pasar. Pasalnya setiap musim durian sudah banyak pembeli yang memboking dan datang langsung ke kebun. Satu buah durian berukuran besar ia hargai cukup murah, yakni Rp 60 ribu saja.(rs/ib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar