Arief Rohman, Kisah Anak Kampung Jadi Bupati Blora

 

 
Bupati Blora Arief Rohman promosikan wisata kampung durian di Desa Nglawungan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora (Foto: instagram @ariefrohman838/TIMES Indonesia)

 TIMESINDONESIA, BLORA – Setiap orang pasti memiliki cita cita, ada yang menggantungkannya karena keadaan, dan ada juga yang mampu mewujudkannya, atau bahkan melebihi cita cita yang diidam-idamkan. Demikian halnya yang dialami seorang anak kampung, Arief Rohman. Dirinya tak pernah bermimpi menjadi saat ini, yaitu Bupati Blora, Jawa Tengah.

Ditemui TIMES Indonesia di rumah dinas, Pria kelahiran Blora, 8 Maret 1980 ini, menceritakan bahwa dirinya sebagai anak kampung tidak pernah bermimpi menjadi seorang Bupati.

“Saya lahir di Dukuh Seren Desa Sendangwungu Kecamatan Banjarejo. Ayah dan ibu seorang guru SD Negeri, dan memiliki musholla serta madrasah untuk tempat ngaji. Namanya anak kampung ya berangkat sekolah jalan kaki dan kadang kadang nyeker (tanpa menggunakan alas kaki),” ucapnya, Jumat (29/7/2022).

 
Arief Rohman pimpin upacara di kantor kedinasan Bupati (Foto: koleksi instagram @ariefrohman838/TIMES Indonesia)


Politisi PKB tersebut mengaku tidak pernah sekolah TK. Bangku perdana dunia pendidikan yang ia rasakan adalah SDN 2 Sendangwungu, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Blora, dan selanjutnya ke SMAN 1 Blora.

“Jaman SMP sampai SMA, usai pulang sekolah, sorenya ngaji sambil mondok di Khozinatul Ulum. Inginnya sih masuk UGM, namun karena tidak bisa ya milih ke Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang. Itu juga sekalian mondok di Pondoknya Presiden Gus Dur," ungkapnya

Putra sulung dari pasangan KH Ali Muchdhor dan Hj Sulini Afifah, mengaku tidak punya cita cita khusus ketika kecil. Namun menginjak remaja, dirinya mulai tertarik menjadi diplomat karena pengaruh keaktifan dalam berorganisasi.

 
Arief Rohman bersama Najwa Shihab dalam acara dialog policy speech (Foto: koleksi instagram @ariefrohman838/TIMES Indonesia)

“Cita-cita mengalir saja. Dulu waktu SMA aktif di Himparisba, Osis dan IPNU. Lalu ketika kuliah Ambil Fisip jurusan kuliah Hubungan Internasional. Karena UNDAR kebetulan kerja sama dengan UGM, disana saya mulai bertemu dengan guru besar UGM yang juga ngajar di UNDAR, seperti Amien Rais. Disitu keinginan saya semakin kuat untuk jadi diplomat,” terangnya.

Suami dari Ainia Shalichah ini menjelaskan bahwa karir politiknya terbangun secara alami, sesudah memiliki banyak pengalaman dalam organisasi sekolahan dan kemasyarakatan.

"Karir awal bekerja sebagai Tenaga Ahli DPR RI, kemudian pernah bekerja sebagai Staf Khusus Menteri PDT RI periode 2009-2014. Lalu menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah tahun 2014-2015. Baru setahun menjabat Wakil rakyat, ikut Pilkada sebagai Wakil Bupati Blora periode 2015-2020. Dan saat ini mengemban amanah sebagai Bupati Blora," ucapnya.(*)

Editor: Wahyu Nurdiyanto
Publisher: Rizal Dani
Sumber Berita:
https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/420790/arief-rohman-kisah-anak-kampung-jadi-bupati-blora

Tidak ada komentar:

Posting Komentar