Jadi Perekat NKRI, Pramuka Tak Boleh Terlibat Politik Praktis

Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Blora, Kak H.Arief Rohman M.Si memimpin upacara Hari Pramuka di lapangan SMPN 1 Todanan. (foto: dok-ib)


BLORA. Menghadapi tahun politik jelang Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 yang tahapannya mulai berlangsung saat ini, Gerakan Pramuka sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia diminta untuk tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis.

Hal itu disampaikan Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Blora, Kak H.Arief Rohman M.Si yang tidak lain Wakil Bupati Blora saat membacakan sambutan Kakwarnas DR Adhyaksa Dault SH, M.Si.dalam Upacara Peringatan Hari Pramuka ke 57, Selasa (14/8/2018) di Lapangan SMPN 1 Todanan.

“Sebagai tahun politik yang ditandai dengan penyelenggaraan pilkada gubernur dan bupati/walikota beberapa bulan yang lalu, pencalonan anggota legislatif serta pencalonan presiden dan wakil presiden tahun depan tentunya agak panas situasinya. Saya berharap anggota Pramuka di seluruh jenjang hendaknya dapat memberikan kesejukan dan jangan terlibat dalam hiruk pikuk perpolitikan meskipun sebagai warga negara masing-masing punya hak politik,” ucapnya.

Ia berpesan hendaknya Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan luar sekolah jangan terlibat dalam kegiatan politik praktis.

“Untuk itu, saya mengharapkan kepada seluruh jajaran Pramuka utamanya anggota dewasa baik sebagai majelis pembimbing, andalan, pelatih, pembina, pamong saka maupun instruktur agar merapatkan barisan untuk bekerjasama secara sinergis guna mempercepat mewujudkan kaum muda Indonesia yang berkepribadian luhur, berkarakter, berwatak, handal dalam berfikir dan bertindak, memiliki jiwa bela negara, dan terampil dalam berbagai kecakapan sebagai bekal hidup kelak,” lanjutnya.

Dalam upacara yang berlokasi di lapangan SMP Negeri 1 Todanan itu juga dimanfaatkan Kak Arief Rohman untuk mengucapkan selamat kepada sekolah tersebut yang telah meraih predikat Sekolah Adiwiyata tingkat Jawa Tengah tahun 2018. Yakni sekolah yang berbasis pelestarian lingkungan.

“Selamat kepada SMP Negeri 1 Todanan yang sudah berhasil menjadi sekolah adiwiyata tingkat Jawa Tengah. Semoga saat penilaian di tingkat nasional nanti bisa mendapatkan hasil yang memuaskan,” pungkasnya.

Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan bantuan berupa sembako kepada warga kurang mampu dan lansia atau jompo. Turut hadir dalam acara tersebut pengurus Kwarcab, Kamabiran, Kwaran, dan Kepala SD se Kecamatan Todanan. Sedangkan upacara diikuti Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega yang sebelumnya telah melaksanakan perkemahan. (res-infoblora)
 
link berita:
http://www.infoblora.com/2018/08/jadi-perekat-nkri-pramuka-tak-boleh.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar