Blora dan Bojonegoro Kerja Sama Bangun Jembatan Penghubung

MI/Akhmad Safuan

PEMERINTAH Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan Bojonegoro, Jawa Timur sepakat mempercepat pembangunan jembatan penghubung di atas Sungai Bengawan Solo akan menghubungkan dua daerah tersebut.

Pemantauan Media Indonesia, Minggu (18/11), pembangunan jembatan penghubung di atas Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Kradenan (Blora, Jawa Tengah) menuju Kecamatan Ngraho (Bojonegoro, Jawa Timur) bakal dipercepat sehubungan dengan membuka akses transpotasi bagian selatan.

Bupati Blora, Djoko Nugroho, bersama Wakil Bupati Blora, Arief Rohman, sengaja menjemput Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah, menyusuri Sungai Bengawan Solo menuju Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro berangkat dari Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora. Mereka kemudian menyeberang ke Desa Medalem, Kecamatan Kradenan menggunakan perahu sederhana yang biasanya digunakan masyarakat setempat sebagai alat transportasi.

Kedua kepala daerah beda provinsi ini, menyaksikan kesulitan warga di dua daerah yang harus antre dengan deretan sepeda motor untuk dapat menjangkau daerah lainnya dengan menaikan ke rakit agar dapat sampai ke seberang sungai.

Sembari menikmati menu kuliner sederhana, di sebuah warung di pinggiran Bengawan Solo di Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro kedua rombongan kepala daerah menyempatkan dialog dengan warga untuk mengetahui kesulitan mereka akan transpotasi karena tidak adanta jembatan penghubung antar dua daerah

Bupati Djoko Nugroho mengatakan selama ini pertumbuhan ekonomi di Blora selatan yakni Kecamatan Kradenan, Kedungtuban, Randublatung dan Jati lambat karena terbatasnya akses jalan dan jembatan.

"Kecamatan Kradenan ini merupakan daerah lumbung padi. Namun pertumbuhan ekonominya lambat karena aksesnya terbatas, sehingga warga kesulitan untuk menjual hasil bumi dengan harga yang wajar," kata Djoko.

Dengan adanya jembatan penghubung, lanjut Djoko Nugroho, hal itu akan memperpendek jarak tempuh, selama ini mereka harus memutar melalui Cepu dengan jarak tempuh 40 kilometer.

"Kalau ada jembatan di sini maka harus tempuh 10 kilometer sudah tembus," ujarnya.

Selain memperpendek jarak tempuh, kata Djoko Nugroho, sebanyak 200 ribu warga akan terbantu karena akan memangkas biaya transpotasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi warga akan dapat meningkat karena kemudahan dan percepatan transpotasi tersebut.

"Pak Presiden Jokowi selalu berpesan agar pertumbuhan ekonomi meningkat maka akses antar wilayah harus dibuka," kata Djoko.

Upaya yang dilakukan Pemkab Blora, menurut Djoko Nugroho, ialah menjalin komunikasi dengan Pemkab Bojonegoro melalui Bupati Anna Muawanah sehingga kedua daerah ingin nanti pembangunannya dilakukan bersama jembatan tersebut.



Baca juga: Masyarakat Babel Diimbau Waspada Bencana di Musim Penghujan



Bupati Bojonegoro Anna Muawanah menanggapi serius hubungan komunikasi ini dan meminta pembangunan jembatan ini bisa secepatnya dilakukan bersama. Sebab dengan kebersamaan ini, selain menghemat anggaran juga memupuk keterpaduan mempercepat akses transpotasi terhadap warga dua daerah ini.

"Dengan terbangunnya jembatan ini empat Kecamatan di wilayah selatan Blora yang bisa menikmati fungsi jembatan penghubung ini nanti. Maka, kita ingin ada percepatan karena Bojonegoro juga punya kepentingan yang sama," kata Anna.

Setelah pertemuan ini, lanjut Anna Muawanah, kedua prmerintah akan mrlanjutkan pembicaraan untuk mematangkan rencana pembangunan jembatan penghubung tersebut. Kemudian mereka akan mengajukan ke Kementerian PUPR  untuk ikut menopang anggaran pembangunan. Tujuannya agar jembatan ini tidak hanya dianggarkan daerah tetapi juga pusat.

"Mohon doa dan dukungannya semoga usaha kita berjalan lancar dan jembatan bisa segera dibangun untuk kepentingan masyarakat,"  imbuhnya. (OL-3)

Penulis: Akhmad Safuan
https://m.mediaindonesia.com/amp/amp_detail/198668-blora-dan-bojonegoro-kerja-sama-bangun-jembatan-penghubung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar