Masih Banyak "Mimpi" Rakyat Blora Terkait Bandara Ngloram


SAMBUT DIRJEN: Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman kalungkan bunga kepada Dirjen Perhubungan Udara, Polana Banguningsih Pramesti, sesaat setelah pesawat King Air 200GT landing di Bandara Ngloram, Cepu, Sabtu (11/1). (suaramerdeka.com / Urip Daryanto)

TERKAIT mendaratnya Pesawat King Air 200GT di Bandara Ngloram, Cepu Blora Sabtu (11/01/2020) sekitar pukul 16.35 WIB, masih banyak mimpi rakyat Blora yang perlu diwujudkan. Salah satunya bergairahnya investasi sehingga bisa banyak menciptakan lapangan pekerjaan.

Sebagaimana diketahui, atas peristiwa mendaratnya Pesawat King Air 200GT di Bandara Ngloram, Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Jokowi, Menteri Perhubungan, Ir.Budi Karya Sumadi, Gubernur Ganjar Pranowo yang sudah merealisasi mimpi rakyat Blora. ''Itu mimpi rakyat Blora yang sudah puluhan tahun lalu, yakni ingin melihat pesawat udara kembali mendarat di Bandara Ngloram, Cepu. Kini akhirnya terwujud,'' beber Wakil Bupati Arief.

Arief berharap, semoga dengan diaktifkannya Bandara yang dibangun sejak tahun 1980 serta beroperasi hingga tahun 1984 itu bermanfaat dan bisa membawa kemajuan Blora Blora di sektor ekonomi, pariwisata, jasa dan banyak hal.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp 72 miliar untuk pembangunan Bandara Ngloram. Anggaran tersebut disiapkan untuk pengerjaan dua hal, yaitu perpanjangan runway atau landasan pacu dan pembangunan terminal Bandara Ngloram.

Target pembangunannya sendiri diharapkan sudah selesai dan beroperasi secara komersil pada Tahun 2021. Menurut Menteri Budi Karya, Ngloram itu lebih progresif, karena untuk tanahnya sudah selesai semuanya. Direncanakan Menhub akan berkunjung ke Bandara Ngloram bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bulan depan.

Saat ini, Bandara Ngloram memiliki runway sepanjang 1.200 m x 30 m dan belum memiliki terminal penumpang. Ke depannya, akan dilakukan 4 tahap pengembangan Bandara Ngloram.

Tahap pertama runway akan diperluas menjadi 1.400 m x 30 m, apron 84 m x 60 m, serta pembangunan terminal penumpang seluas 240 meter persegi dengan kapasitas lebih dari 50.000 penumpang per tahun. Tahap ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020, agar dapat segera dioperasikan menjadi bandara komersil.

Pada tahap kedua dilakukan pengembangan runway menjadi 1.600 x 30 m, apron menjadi 127 m x 90 m, terminal penumpang menjadi 2.013 meter persegi dengan kapasitas 138.562 penumpang per tahun.

Tahap ketiga, runway diperluas menjadi 1.850 m x 45 m, apron menjadi 168 m x 90 m, dan terminal penumpang menjadi 3.726 meter persegi dengan kapasitas 237.390 penumpang per tahun.

Tahap terakhir direncanakan runway akan memiliki panjang 2.000 m x 45 m, apron seluas 168 m x 90 m akan difasilitasi untuk dapat menampung 4 pesawat ATR 72-600 serta dua pesawat Boeing 737-600, serta terminal penumpang yang luasnya 5.216 meter persegi dengan kapasitas 420.551 penumpang per tahun.

Berharap Banyak

Untuk itu tidak berlebihan jika dari semua rencana yang dibeberkan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, warga Blora berharap banyak dari keberadaan bandara "Aryo Jipang", Ngloram, Cepu.

Sekedar bocoran, setelah runway akan memiliki panjang 2.000 m x 45 m, apron seluas 168 m x 90 m akan difasilitasi untuk dapat menampung 4 pesawat ATR 72-600 serta dua pesawat Boeing 737-600, serta terminal penumpang yang luasnya 5.216 meter persegi dengan kapasitas 420.551 penumpang per tahun, terwujud, pembangunan infrastruktur di Cepu akan sangat luar biasa.

Nantinya, tamu-tamu "penting" dari pusat yang akan datang ke Blora, begitu mendarat di Lapter Ngloram, langsung akan disambut di pendapa rumah dinas Bupati Blora di Cepu. Di lokasi inilah nantinya para "tamu" akan disuguhi kuliner khas blora.

Sebuah rencana besar, para tamu itu akan dibawa ke sejumlah potensi wisata di Blora yang tentu nantinya pembangunan infras struktur ke masing-masing lokasi wisata unggulan Blora itu akan dibangun yang memadai. Ini hanya sebagian dari mimpi besar dari Blora ke depan, dimana tentunya masih banyak lagi mimpi-mimpi yang lainnya.

Adalah mantan Sekda Blora, Ir. Bambang Sulistya yang menyatakan, dari amatannya, selama ini tampaknya Pemerintah Kabupaten Blora benar-benar serius mengarah Blora agar diminati oleh warga Blora dan investor. ''Saya sendiri sempat bertanya dalam hati, ada apa Blora sebenarnya ? Mungkin pertanyaan serupa juga ada dibenak oleh warga di luar Blora,'' ungkapnya.

Hingga akhirnya, aku Bambang Sulistya, dia mempunyai jawaban, bahwa potensi Blora sangat luar biasa. Hingga pertanyaan yang menggelayut di pikirannya dijawab sendiri bahwa  di Blora ada Paris, ''Paris dimaksud bukannya ibukota Perancis, melainkan merupakan akronim yang mempunyai makna cukup dalam.''

Paris dimaksud adalah, Pariwisata di Blora cukup bervariasi dan obyek wisatanya keren, unik, alami dan monumental. Ada hampir lebih 27 obyek wisata yang bisa direkomendasi untuk bisa dikunjungi oleh wisatawan. Sebut saja Gua Terawang, Waduk Greneng, Waduk Tempuran yang ada kampung Bluron dan kampung Gojekan..

''Belum lagi ada loko wisata Cepu, Taman Sarbini, Mnomen hutan jati alam Blora, Taman Budaya dan Seni Tirtonadi. Termasuk Jati Denok, yakni pohon jati tertua yang umurnya hampir 400 tahun dan terbesar di Indonesia. Ada kampung konservasi Kelor Blora di Desa Ngawen Ombo, Kecamatan Kunduran dimana sering didatangi tamu dari berbagai negara baik dari asia, Afrika, Amerika dan Eropa. tempat memperoleh resep sehat dan awet muda.''

Untuk makna huruf A, adalah, potensi agribisnis di Kabupaten Blora ternyata memiliki sejumlah keunggulan. Sebut saja jagung, empon-empon, sapi potong dimana di Blora populasinya terbesar di Jawa Tengah sehingga Blora dijuluki gudangnya Sapi. Belum lagi potensi kayu jati yang berkualitas terbaik di Indonesia. ''Kalau tidak salah untuk agribisnis Jagung Blora termasuk penghasil jagung terbanyak nomor 2 di Jawa Tengah,'' papar Bambang.

Makna huruf R dari Kata Paris, adalah ramah tamah masyarakat Blora dalam setiap menyambut tamu. Hal itu dimungkinkan karena pengaruh kedewasaan dan keyakinan bahwa tamu itu rejeki serta pengaruh ajaran Samin yang mengatakan setiap tamu dianggap Sedulur sendiri.

Makna huruf I, diartikan inovasi pembangunan dalam penataan daerah dan wajah Kota, selama dipimpin Bupati Kokok, Blora tampak semakin dinamis dan menawan. Dari sisi gedung perkantoran, ada gedung baru yang tampilannya milenial, sebut saja Gedung Konco Tani atau Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Gedung Kantor Keuangan.

Untuk makna huruf S, bahwa seni Barongan merupakan kesenian yang merakyat dan sangat digemari masyarakat Blora terutama masyarakat pedesaan. Terbukti hampir setiap desa pasti ada group Seni Barong, sehingga tidak berlebihan jika Blora dijuluki sebagai Kota Barongan. Dalam Seni Barongan sendiri, tercermin sifat- sifat kerakyatan masyarakat blora yang spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kompak dan keberanian.

''Huruf S sendiri bisa dimagnai Sate, dimana sate Blora merupakan kuliner favorit dan memiliki rasa khas. Banyak teman di luar Blora, kalau berkunjung di Blora belum makan sate rasanya kurang sempurna,'' pungkas Bambang Sulsitya.

(Urip Daryanto/CN26/SM Network)
link berita:
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/213527/masih-banyak-mimpi-rakyat-blora-terkait-bandara-ngloram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar